pabila cinta memanggilmu... ikutilah dia walau jalannya berliku-liku... Dan, pabila sayapnya merangkummu... pasrahlah serta menyerah, walau pedang tersembunyi di sela sayap itu melukaimu... *kahlil gibran*
Kutulis surat ini
kala hujan gerimis
bagai bunyi tambur yang gaib,
Dan angin mendesah
mengeluh dan mendesah,
Wahai, dik Narti,
aku cinta kepadamu !
Kutulis surat ini
kala langit menangis
dan dua ekor belibis
bercintaan dalam kolam
bagai dua anak nakal
jenaka dan manis
mengibaskan ekor
serta menggetarkan bulu-bulunya,
Wahai, dik Narti,
kupinang kau menjadi istriku !
Kaki-kaki hujan yang runcing
menyentuhkan ujungnya di bumi,
Kaki-kaki cinta yang tegas
bagai logam berat gemerlapan
menempuh ke muka
dan tak kan kunjung diundurkan
Selusin malaikat
telah turun
di kala hujan gerimis
Di muka kaca jendela
mereka berkaca dan mencuci rambutnya
untuk ke pesta
Wahai, dik Narti
dengan pakaian pengantin yang anggun
bunga-bunga serta keris keramat
aku ingin membimbingmu ke altar
untuk dikawinkan
Aku melamarmu,
Kau tahu dari dulu:
tiada lebih buruk
dan tiada lebih baik
dari yang lain…
penyair dari kehidupan sehari-hari,
orang yang bermula dari kata
kata yang bermula dari
kehidupan, pikir dan rasa
*ws. rendra*
AKAN KE MANAKAH ANGIN
Emha Ainun Nadjib
Akan ke manakah angin
Tatkala turun senja yang muram
Kepada siapa lagu kuangankan
Kelam dalam kabut, rindu tertahan
Datanglah engkau berbaring di sisiku
Turun dan berbisik dekat di batinku
Belenggulah s’luruh tubuh dan sukmaku
Kuingin menjerit dalam pelukanmu
Sampai manakah berarak awan
Bagi siapa mata kupejamkan
Pecah bulan dalam ombak lautan
Dahan-dahan di hati bergetaran
Jumat, 14 Agustus 2009
Home » tentang cinta » cinta, sang penyair berkata
cinta, sang penyair berkata
Diposting oleh newdinala.blogspot.com di 08.27
Label: tentang cinta
0 komentar:
Posting Komentar