Senin, 26 Desember 2011

Resensi Filosofi Kopi


Filosofi Kopi, Dewi Lestari
Buku ini berisi kumpulan cerpen &prosa terbalut dalam kata-kata yang puitis dan menarik, tapi sarat makna. Terdiri dari cerpen filosofi kopi, mencari herman, surat yang tak pernah sampai, salju gurun, kunci hati, selagi kau lelap, sikat dan masih banyak lagi. Meski terdapat makna-makna yang tersirat, tapi dee membungkusnya dalam uraian kata yang tidak membingungkan.
Dee merupakan salah satu penulis wanita yang sangat berbakat di Indonesia. Kumpulan-kumpulan cerpen ini tidak hanya menghibur, tetapi juga akan membuat kita berpikir tentang pemahaman-pemahan baru.
Kecerdasan dee dalam merangkai kata, prosa-prosa yang sungguh luar biasa, akan menjadi pilihan menarik bagi yang suka berpuisi.


Novel lain dari dewi lestari, MADRE, berikut salah satu prosa yang ia buat :
Ingatan Tentang Kalian

Dalam ranah yang mereka sebut keabadian
Aku bersemayam bersama ingatan tentang kalian
Kudekap dan kuucap namamu satu demi satu
Sebelum lautan cahaya melarutkan kita dan waktu
Walau tiada aksara disana
Walau tiada wujud yang serupa
Tanpa pernah tertukar aku menemukanmu semua
Seperti engkau semua menemukanku
Empat, Lima, dan enam
Berapapun banyaknya kita tersempal
Perlahan lebur menjadi tunggal
Dua, satu dan kosong
Bersama kita lenyap menjadi tiada
Dalam ranah yang mereka sebut kehidupan
Aku dan kalian menangis dan meregang diantara ruang
aku dan kalian tersesat dalam belantara nama dan rupa
Masihkah kau mengenali aku?
Masihkah aku mengenalimu?
Jiwa kita tertawa dan berkata :
Berjuta kelahiran dan kematian telah kita dayakan
Berjuta wadah dan kaidah telah kita mainkan
Hanya untuk tahu tiada kasih selain cinta
dan tiada jalinan selain persahabatan
Meski tak terkira banyaknya nama dicipta
Meski tak terhingga rasa menjadi pembeda
Aku akan menemukanmu semua, sebagaimana engkau semua menemukanku
Sahabat, jika kita berpecah raga
Satu, jika kita memadu raga
Tiada, jika hanya jiwa
Inilah kenangan yang kucuri simpan
Saat kubersemayam dalam ranah yang mereka sebut keabadian
Inilah kenangan yang kusisipkan di sela-sela mentari dan bulan
Yang kelak mereka bisikkan saat kucari kalian
Dalam belantara yang dinamai kehidupan
Ingatan pertama dan terakhir
Yang mengikuti saat aku terlahir
Yang bersembunyi hingga kalian semua hadir
Yang menemani saat udara usai mengalir
Cinta dan sahabar
Sahabat dan cinta
Itulah jiwa yang terpecah dengan sederhana
Sisanya fana

End

0 komentar:

Posting Komentar