Sabtu, 06 Maret 2010

contoh kasus pengkajian kanker bladder

PENGKAJIAN

Kasus
Mr. J 65 tahun dirawat di Rumah Sakit dengan keluhan nyeri pada pelvis dan keluar darah saat berkemih. Hasil pengkajian perawat didapatkan : klien tidak bisa menahan berkemih dan sering berkemih, saat dipalpasi terdapat massa pada bagian abdomen, hepatomegali (+), dan limphadenopathy (+), konjungtiva : pucat.
Hasil laboratorium : urine : tampak keruh, enzim telomerase (+) : BUN : 25mg/dl, Hb 10 g/dl, hasil dari cystoscopy : ada lesi dan massa pada kandung kemih. Mr. J mendapat terapi mitomycin dan direncanakan akan dilakukan pembedahan radical cystectomy.
Mr. J merupakan perokok berat dan bekerja di pabrik jaket kulit di bagian pewarnaan.
4.1 Identitas Klien
Nama : Mr. J
Usia : 65 tahun
Pekerjaan : bekerja di pabrik jaket kulit bagian pewarnaan

4.2 Keluhan utama : nyeri pada pelvis dan keluar darah saat berkemih
P = palliative/provocative : kaji hal apa yang bisa memperberat nyeri, dan hal-hal yang bisa memicu timbulnya nyeri. Misalnya sakitnya bertambah berat ketika kurang minum, kurang beraktivitas (sering duduk ) yang menyebabkan distensi bladder.
Q = quality/quantity : kaji bagaimana karakter nyeri yang dirasakan klien (misalkan seperti terbakar, tumpul, tertusuk, dll.). Kuantitasnya seperti nyeri dirasakan terus menerus atau pada saat tertentu saja dan akan mereda atau menjadi berat saat melakukan kegiatan seperti apa? Pada kasus ini tidak teridentifikasi. Namun, pada kasus kanker kandung kemih biasanya klien merasa panas saat berkemih dan nyeri pada pelvis yang dirasakan bersifat tumpul.
R = region: kaji dimana letak terjadinya nyeri yang dirasakan klien. Pada kasus ini nyeri terdapat pada bagian pelvis. Kaji apakah hematuria terjadi terus menerus pada saat miksi atau intermittent. Pada kasus kuantitas dan kualitas nyeri tidak teridentifikasi.Namun biasanya nyeri pada pelpis bersifat tumpul. Hematuria pada Ca bladder biasanya dirasakan secara intermittent pada seluruh proses miksi.
S = scale : kaji skala nyeri yang dirasakan klien dengan menggunakan skala 1-10, untuk menggambarkan tingkat nyeri yang dirasakan klien.
T = time : kaji berapa lama nyeri berlangsung dan seberapa sering nyeri dirasakan klien. Pada kasus hal ini tidak teridentifikasi.

4.3 Riwayat kesehatan klien
4.3.1 Riwayat kesehatan masa lalu.
Tanyakan pada klien apakah klien pernah mengalami penyakit penyakit saluran kemih.
4.3.2 Riwayat kesehatan saat ini.
Klien mengeluh nyeri pada pelvis dan keluar darah saat berkemih.
4.3.3 Riwayat kesehatan keluarga
Tanyakan pada klien apakah ada anggota keluarga pasien yang pernah mengalami penyakit yang sama atau penyakit ginjal lainnya. Orang-orang yang keluarganya ada yang menderita kanker kandung kemih memiliki resiko lebih tinggi untuk menderita kanker ini. Peneliti sedang mempelajari adanya perubahan gen tertentu yang mungkin meningkatkan resiko terjadinya kanker ini.
4.3.4 Riwayat obat obatan
Klien mendapatkan terapi mitomycin. Tanyakan apakah klien mendapat terapi siklofosfamid atau arsenik untuk mengobati kanker dan penyakit lainnya.
4.3.5 Riwayat penyalahgunaan obat-obatan dan alkohol.
Penggunaan alkohol bisa mengiritasi kandung kemih dan menimbulkan peradangan yang dapat menyebabkan karsinoma sel skuamosa.
4.3.6 Riwayat merokok
Klien merupakan perokok berat. Perokok baik aktif maupun pasif dapat menghasilkan metabolisme karsinogen yang dihasilkan oleh metabolisme triptopan yang abnormal.
4.3.7 Pola persepsi dan tata laksana hidup sehat
1. Kebiasaan klien menahan berkemih
2. Kebersihan setelah buang air seni
3. Menjaga kebersihan pakaian dalam
4.3.8 Riwayat Psikososial
a. Persepsi terhadap kondisi klien
• Kaji apakah klien merasa tubuhnya berbeda sejak ia menderita penyakit urinary?
• Kaji gambaran berbagai rasa sakit yang dialami yang berhubungan dengan masalah urinary?
b. Mekanisme koping dan system pendukung
• Kaji apakah klien bisa mengatasi masalah yang berhubungan dengan masalah urinary.
• Kaji strategi apa yang digunakan untuk mengatasi masalah urinary.
c. Pengkajian pengetahuan klien dan keluarga
• Kaji pemahaman tentang penyebab dan perjalanan penyakit
• Kaji pemahaman tentang pencegahan, perawatan, terapi medis, serta tindakan pembedahan.
d. Nilai – kepercayaan
• Kaji apakah klien menyakini bahwa datangnya penyakit urinary dipengaruhi oleh kepercayaan yang di anut klien.
• Kaji apakah pengobatan klien didasarkan atas nilai kepercayaan klien.
4.4 PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum: Kompos mentis. Kaji pula adanya tanda-tanda fatigue atau letargi.
2. Tanda-tanda vital: Kaji tekanan darah,HR,RR dan suhu. Pada kasus tidak teridentifikasi.
3. Sistem tubuh:
3.1 Pernafasan(B1:Breathing):
- Kaji apakah ada kelainan pada hidung.
- Kaji apakah trakea letaknya normal.
3.2 Kardiovaskuler(B2:Bleeding)
- Kaji apakah ada nyeri dada.
- Kaji bagaimana suara jantung
- Kaji apakah ada edema.Pada klien kanker kandung kemih biasanya ada edema pada ekstremitas bawah.
3.3 Persyarafan (B3:Brain)
- Kesadaran: (kompos mentis)
- GCS: E=4 ,V=5 ,M=6. Total nilai:15
- Kepala dan wajah : Kaji apakah ada kelainan atau pucat.
- Mata:
• Sklera : Kaji apakah ada ikterus
• Konjungtiva: Pucat.
• Pupil: kaji apakah pupil klien isokor.
- Leher: Bagaimana tekanan vena jugularis dan apakah klien mengalami cegukan
- Persepsi sensori: kaji apakah ada kelainan pada:
• Pendengaran
• Penciuman
• Pengecapan
• Penglihatan
3.4 Perkemihan (B4:Bladder)
Bagaimana pola berkemih klien? Hal ini untuk mendeteksi factor predisposisi terjadinya kanker pada pasien (dorongan, frekuensi, dan jumlah)
- Adakah disuria? Klien mengeluh disuria
- Adakah urgensi & frekuensi? Klien mengeluh urgency dan frekuensi
- Kaji adakah hesitancy (memulai kencing yang lama dan disertai mengejan.
- Kaji adakah bau urine yang menyengat?
- Kaji bagaimana haluaran volume orine, warna (keabu-abuan) dan konsentrasi urine?
Warna urine tampak keruh.
- Kaji adakah nyeri.
Nyeri terjadi di daerah panggul atau punggung dapat terjadi pada metastasis kanker
tersebut.
- Adakah nyeri pangggul atau pinggang-biasanya pada infeksi saluran kemih bagian atas

3.5 Pencernaan(B5: Bowel)
- Kaji apakah mulut kering
- Kaji apakah tenggorokan terlihat kering atau kemerahan
- Kaji apakaj abdomen mengalami distensi.Biasanya pada klien kanker kandung kemih ada distensi pada bagian andomen
- Kaji apakah klien mengalami konstipasi dan berapa kali BAB dalam sehari.
- Ukur berat badan klien
- Kaji bagaimana pola diet yang dilakukan oleh klien
3.6 Imunologi
- Ada limfadenopathy
- Ada hepatomegali
4.5 Pemeriksaan diagnostic
4.5.1 Laboratorium
• Pemeriksaan Hb
Hb menurun oleh karena kehilangan darah, infeksi, uremia, gros atau micros hematuria
Pada kasus Hb klien 10 mg/dl
• Pemeriksaan Leukosit
Bila terjadi infeksi dan terdapat pus dan bakteri dalam urin
• Acid phospatase meningkat jika kanker prostat metastase.
• ACTH meningkat mengindikasikan terjadinya kanker paru.
• Alkaline phosphatase meningkat mengindikasikan adanya kanker tulang atau metastase ke tulang, kanker hati, lymphoma, leukemia. Calsium meningkat mengindikasikan metastase tulang, leukemia, lymphoma, multiple myeloma, kanker (paru, ginjal, bladder, hati, paratiroid).
• LDH meningkat mengindikasikan adanya kanker hati, metastase ke hati, lymphoma, leukemia akut
• SGPT (AST), SGOT (ALT) meningkat mengindikasikan adanya metastase kanker ke hati.
• Testosteron meningkat mengindikasikan adanya kanker adrenal, ovarium.
• Kreatinin Plasma dan Nitrogen Urea Darah atau Blood Urea Nitrogen (BUN)
Konsentrasi Kreatinin Plasma dan Nitrogen Urea Darah (BUN) juga dapat digunakan sebagai petunjuk laju filtrasi glomerulus. Konsentrasi BUN normal besarnya antara 10-20 mg/100 ml, sedangkan konsentrasi kreatinin plasma besarnya 0,7 – 1,5 mg/100ml. kedua zat ini merupakan hasil akhgir nitrogen dari metabolosme protein yang normal diekskresi dalam urin. Bila GFR turun seperti pada insufisiensi ginjal, kadar kreatinin dan BUN plasma meningkat. Keadaan ini dikenal sebagai azotemia (zat nitrogen dalam darah). Pada kasus, BUN pasien mengalami peningkatan (25 mg/dL).
• Pemeriksaan sampel urin
Pada kasus urin pasien tampak keruh, terdapat eritrosit (hematuria).

4.5.2 Radiology
• Pemeriksaan ultrasound
Ultrasound atau ultrasonografi (USG) menggunakan gelombang suara yang dipancarkan ke dalam tubuh untuk mendeteksi abnormalitas. Organ-organ dalam sistem urinarius akan menghasilkan gambar-gambar ultrasound yang khas, misalnya abnormalitas adanya akumulasi cairan, masa, malformasi, perubahan ukuran organ ataupun adanya obstruksi.
• Pemeriksaan dengan sinar X
1. Computed Tomography (CT) dan Magnetic Resonance Imaging (MRI)
Pemeriksaan CT dan MRI merupakan teknik inovatif yang akan memberikan gambar penampang ginjal serta saluran kemih yang sangat khas. Kedua pemeriksaan ini untuk melihat ukuran, bentuk serta posisi ginjal: dan mengidentifikasi semua kelainan seperti batu ginjal atau batu pada saluran perkemihan, hidronefrosis, kista, tumor atau pergeseran ginjal akibat abnormalitas jaringan sekitarnya.
2. Urografi Intravena (Intravenous Pyelogram atau IVP)
Pemeriksaan urografi intravena atau yang dikenal IVP memungkinkan visualisasi ginjal, ureter dan kandung kemih. Pemeriksaan IVP dilaksanakan sebagai bagian dari pengkajian pendahuluan terhadap setiap masalah urologi yang dicurigai, khususnya dalam menegakkan diagnose lesi pada ginjal dan ureter.
4.5.3 Pemeriksaan penunjang
1. Cystoscopy
Pemeriksaan cystoscopy merupakan metode untuk melihat langsung uretra dan kandung kemih. Alat cystoscop dimasukkan melalui uretra ke dalam kandung kemih. Kateter uretra yang halus dapat dimasukkan melalui cystoscop sehingga ureter dan pelvis ginjal dapat dikaji. Cystoscop juga memungkinkan untuk mendapatkan specimen urin dari setiap ginjal guna mengevaluasi fugsi ginjal. Pada kasus hasil cystoskopi ada lesi dan masa pada kandung kemih.
2. Biopsy
Biopsi kandung kemih adalah sebuah prosedur yang melibatkan pengeluaran sepotong kecil jaringan dari kandung kemih untuk diperiksa, biasanya dilakukan biopsi sebagai bagian dari sistoskopi. Tes ini paling sering dilakukan untuk memeriksa kanker kandung kemih atau uretra.
Normal Hasil : dinding kandung kemih halus. Kandung kemih ukuran normal, bentuk, dan posisi. Tidak ada penghalang, pertumbuhan, atau batu.
Adanya sel-sel kanker menunjukkan kanker kandung kemih. Jenis kanker dapat ditentukan dari sampel biopsi.

1 komentar:

shiddiq almujaddid mengatakan...

bagus artikelnya, terima kasih

Posting Komentar