Sabtu, 06 Maret 2010

Senyum ini milik siapa?

Ada seseorang meninggalkan senyumnya di pinggir jalan. Ada seseorang lupa meletakkan senyumnya di wajahnya. Seseorang itu nampak seorang perempuan karena senyumnya ini sangat manis. Seseorang itu juga… terlihat seperti seorang yang pelupa, atau tidak mau tahu akan keberadaan senyumnya? Bisa keduanya.

Aku datang menyusuri jalan, mengikuti jejak yang ditimbulkan oleh si pemilik senyuman itu. Sungguh… senyum ini membuatku penasaran. Kulihat jejak berwarna biru tua ini terlihat sangat menggelikan. Jalannya berliku-liku. Aku pun mengikutinya sambil menahan tawa dalam hatiku.

Perjalanan panjang kulalui. Senyum yang kusimpan di dalam sapu tangan ungu ini membawaku jauh dari tempat dimana kutemukan dia. Senyum ini membawaku melewati lapangan yang luas, hamparan rumput yang indah, sekelompok penyanyi pinggir jalan dengan suara memukau, tumpukkan buku yang hebat, sampai sebuah patung yang sangat megah. Senyum ini membuatku lelah.

Jejak biru tua itu terlihat makin menipis. Aku tak sabar ingin menghampirinya. Memuaskan rasa keingintahuanku akan pemilik senyummanis ini. Serta merta menanyakan alasan mengapa dia sampai teganya meninggalkan senyum seindah ini.

Jejak biru tua itu habis beberapa langkah kemudian. Aku terdiam di sebuah kotak telepon tua yang sudah usang. Disekelilingku? Tak ada apa-apa kecuali pepohonan rindang. Dari sudut kanan terdengar suara derap langkah ringan. AKu menoleh ke arahnya dan mendapati seorang perempuan yang sangat menarik. Kuyakinkan diriku bahwa senyum ini pasti miliknya setelah aku memandang wajahnya. Aku menghampirinya, diapun menghampiriku.

“Senyum ini pasti milik kamu… “, kata kami bersamaan.

Kami saling berpandangan, dan saling tersenyum.

0 komentar:

Posting Komentar