Sabtu, 02 April 2011

Andai ia tahu

Hp toni berbunyi,bersamaan dengan ia mengeluarkan mobil dari parkir rumahnya,ternyata dari sahabatnya wanda. Wanda meminta Toni untuk datang k rumahnya nanti malam,karena ia sedang butuh teman untuk mengungkapkan keluh kesahnya, Toni tak bisa menolak ajakan Wanda,malah tak pernah sama sekali ia bilang tidak bisa demi Wanda. Sejak pertemuanya di kampus dulu,Toni memang sudah menaruh hati pada Wanda. Namun sayang,tak pernah sedikitpun Wanda mengerti perasaanya. Memang Toni tidak pernah mengungkapkan secara terang-terangan perasaanya pada Wanda,tapi seandainya Wanda peka,seharusnya ia bisa menangkap sinyal-sinyal cinta yang Toni pancarkan. Tonipun,tidak punya keberanian untuk mengatakanya,karena dalam benaknya tidak mungkin wanda akan menyukainya. Setiap kali bertemu,Wanda selalu bercerita tentang wanita-wanita yang ia temui hingga jatuh hati. Dari topik obrolan itulah yang mengurungkan niat Toni mengungkapkan perasaanya. Terlebih ia sangat begitu mencintai dan menyayangi Wanda,ia tak mau Wanda menjauhinya,hanya karena perasaan emosionalnya yang salah,telah diam2 menaruh hati pada sahabat prianya.
Malamnya setelah bekerja,Toni menepati janji untuk menemui sahabatnya,Wanda. Saat bertemu,wanda dengan muka kesedihan menceritakan bahwa ia telah putus dengan pacarnya yang telah ia pacari selama 1tahun terakhir ini. Ia kecewa dengan pacarnya yang dengan sepihak memutuskannya karena sudah mendapatkan pria lain yang lebih mapan. Toni mendengarkan dengan seksama ungkapan-ungkapan kekesalan wanda, meskipun dalam hati ia sangat senang setidaknya terbukalah peluang harapan untuk bisa selalu dekat dengan Wanda. Sampai tengah malam, Wanda masih berulang-ulang kali mengungkapkan kesedihannya, sampai akhirnya Wanda pun meneteskan air mata. Toni kalut tidak tahu harus berkata dan berbuat apa, yang ia lakukan akhirnya adalah memeluk Wanda berharap pelukannya dapat membantu.

0 komentar:

Posting Komentar