Tahapan dalam sebuah hubungan, who everybody called "LOVE"
A. Periode Kasmaran
Saat kamu kasmaran atau cinta pada seseorang, kamu akan merasakan gejala seperti berikut ini :
1. Keringat panas dingin, padahal kamu gak demam kan?
2. Wajah memerah, padahal kamu makan bakso aja nggak kepedesan kan?
3. Tertawa, padahal harusnya kamu sedih kan?
4. Perasaan berbunga-bunga, padahal kamu gak lagi menang lotre kan?
5. Jantung berdebar kencang, padahal kamu gak jantungan kan?
Nah, fenomena aneh tersebut di atas, bukan salahnya cuaca, salah makan, atau bahkan sakit jiwa., tapi salahnya si dia, yang tanpa sengaja mencuri hatimu.
Saat dia tersenyum, kamu pun tersipu. Sejuta kembang , sejuta warna, sejuta wangi, dan sejuta nada serta-merta mengisi hari-harimu. Tanpa peringatan dan tiba-tiba kamu pun telah jadi “gila”. Si”gila”, makan pakai gelas, minum pakai piring, baju dijadikan celana, celana kolor dijadikan topi. Kamu patutu dikasishi, tapi anehnyakamu tuh merasa paling bahagia sedunia. Apa mau dikata, inilah gejala lagi kasmaran.
B. Periode Pedekate
“Gila” tanpa penyaluran bakal bikin kamu jadi gila beneran. Obatnya Cuma satu, yang terbuat dari resep berikut :
1. Nama si dia, ?
2. Status si dia. Single, ganda, atau ganda campuran?
3. Dimana si dia tinggal?
4. Berapa nomor hp si dia?
5. Apa makanan kesukaan si dia?
6. Nenek si dia kalau dikasih coklat, kira-kira mau dukung nggak ya?
7. Setiap inbox yang masuk, berharap sms dari dia
8. Setiap kali baca status facebook dan twitternya, penasaran itu buat siapa
Kamu jadi sadar, kamu akan segera “sakit” jika tidak minum resep di atas.
C. Periode Jadian Atau di tolak
Baru seminngu plus satu hari berkenalan, serasa mendaki Mount Everest berbulan-bulan. Kamu merasa mengenal si dia melebihi siapa pun termasuk emak bapaknya sendiri. Tapi nasib kamu diujung jarum, antara dia menerima kamu sebagai pacar alias jadian atau posisimu tetap sebagai “pemain cadangan” alias ditolak.
Seperti film End Of the world – Kiamat telah tiba. Bumi diterjang meteor, hancur dan porak-poranda di seluruh penjuru dunia. Kamu harus Tanya dia, “apa kamu mau jadi pacarku?”, selagi si dia disisihmu, karena kamu sadar jika tidak sekarang, maka tidak ada lagi hari esok.
Kamu menyadari hidupmu “dipertaruhkan”, selagi menanti jawabanya. Akhirnya dia buak mulut dan menyatakan “iya”. Kamu lega bukan main, kamu telah selamat dari bencana meteor, yang meleset beberapa inci dari posisimu, tapi tetap menerjang temanmu yang ternyata tidak seberuntung dirimu. Dia hangus mengenaska, setelah seseorang yang ditembaknya menyatakan “tidak”. “kasihan dech temen loe..!”, tapi inilah kejamnya periode jadian atau ditolak.
D. Periode Pacaran
Seperti benih yang ditaburkan di lading. Babak cintamu, belum tuntas, tapi baru berawal di episode pacaran, dimana dalam periode ini, kamu dan dia akan berlatih menjadi sepasang “petani”.
Agar benih cinta yang kalian semai dapat tumbuh menjadi bibit dan diharapkan terus tumbuh sampai kuat dan dewasa, maka kalian harus rajin-rajin menyiam dengan kehangatan, merawat dan member pupuk kasih saying. Semua proses tidak mudah membalikkan telapak kaki, selalu ada saja tantangan yang mengancam kebersamaan kalian.
Jika kalian tak cukup mampu menjadi “petani” yang baik., maka pupuk tahi kebo yang biasanya rasa coklat akan terasa memuakkan dan menyakitkan. Sehingga benih cinta yang kalian tanam berakhir layu dan busuk di periode ini. Tetapi jika kalian terbukti bisa saling menjaga, mengisi dan memahami satu sama lain, maka kalian adalah sepasang “petani” yang berbakat. Untuk itu, kalian memang pantas menikmati tahi kebo rasa cokelat dan sepatutnya diacungin jempol untuk kekompakan kalian.
E. Periode Menikah
Salut...!!!salut buat kamu yang bisa sampai ke periode menikah. Karena menikah, dari zaman nenek moyang kita seorang pelaut sampai sekarang, merupakan sesuatu yang teramat sacral dan menandakan ikatan tertinggi dalam suatu hubungan percintaan.
Kalian yang menikah pantas disebut sebagai pria sejati dan wanita luar biasa. Sungguh kombinasa pasangan yang luar biasa. Sungguh kombinasi pasangan yang mengagumkan dan layak diacungi dua jempol, karena sedikit dari jutaanm, tentunya, yang bisa melewati periode-periode sebelumnya untuk sampai pada periode menikah ini.
F. Periode live happiy ever after atau divorce disaster
Hmmmmmm.....sayangnya kita tidak hidup dalam cerita dongeng, yang selalu berkahir live happiy ever after. Kenyataan yang ada jauh lebih pahit dari kopi basi. Sudah pahit, basi pula..!!!
Biarpun kalian sudah bersusah payah membesarkan benih hingga dewasa dan melewati berbagai periode cinta, yang namanya badai dan ancaman tak akan pernah cuti dari usaha mengacaukan bahtera rumah tangga kalian. Sekalipun kalian telah menuai hasil dari benih kalian, baik anak, cucu, cicit, maupun cuit.
Begitu kalian sudah menyatu, sehingga perbedaan sudah bukan lagi isu utama. Maka kehidupan percintaan akan berakhir dengan live happily ever after serta layak untuk diacungi jempol kaki dan jempol tangan sekaligus. Tapi bagi kalian yang tak kunjung bisa meredamkan konflik dalam rumah tangga, dan akhirnya terjadilah divorce disaster, maka dengan berat hati kita semua acungi dua kelingking untuk keputusan tersebut.
Kabar baiknya, bagi yang belum menikah atau siap-siap menikah. Berdasarkan tebk-tebakan, ternyata jauh lebih sedikit pernikahan yang berakhir dengan perceraian dibandingkan mereka yang live happily ever after. Kalau nggak percaya, coba aja Tanya kiri-kanan tetanggamu, “banyakan mana, cerai atau tak cerai?”.
Ok!!, itulah enam periode cinta. Jika disesuaikan dengan kehidupan cinta masing-masing, dapat membentuk siklus berikut :
- Partail, baru di periode-periode awal tapi sudah harus berakhir dan harus ulang lagi dari nol.
- Full Stop, setelah enam periode terus berakhir dengan divorce disaster, dan mengulang lagi dari nol.
- Jumping, atau lompat dari satu periode lain.
0 komentar:
Posting Komentar