Rabu, 13 April 2011

Kisah Lian Febriani


Lian febriani, Kemenhub yang namanya kini menjadi pergunjingan setelah ia dinyatakan hilang pada tanggal 7 april 2011, dan sehari kemudian ditemukan di masjid terbesar di bogor Masjid Atta'wun, Bogor.
Motif hilangnya lian masih diselediki. Penyidik Polda Metro Jaya akan memeriksa sejumlah saksi, yakni F, F dan B. Diduga ketiga saksi ini, mengetahui betul posisi Lian terakhir kali sebelum hilang. "Tapi saya belum tahu hubungan ketiga saksi itu dengan Lian," ujar Baharudin.
Saat ditemukan, Lian dalam kondisi lupa, serta tidak mengenal identitas diri, keluarga maupun anak dan suaminya. Penampilannya pun berubah total. Terakhir kali dia mengenakan seragam Kementerian Perhubungan, tetapi ketika ditemukan, dia menggunakan gamis dan penutup muka (cadar). Bahkan, setiap kali berbicara, dia selalu menyinggung tentang surga dan dosa.
Selain itu, saat ditemukan lian juga membawa dua buah buku yang kemudian diambil penyidik berjudul Hakekat Agama dalam Kehidupan Manusia dan Mutiara Quran dan Hadits.

Kedua buku itu memiliki tebal masing-masing sekitar 150-200 halaman. Buku “Hakekat Agama dalam Kehidupan” memiliki cover berwarna kuning merupakan karya Drs Syahminan Zaini. Sedangkan uku “Mutiara Quran dan Hadits” memiliki cover berwarna hijau merupakan karya H Abd Aziz Masyhuri yang diterbitkan Al Ikhlas Surabaya. Pada cover pojok kanan atas buku itu tertulis kurikulum 1980.


Eks anggota NII Al Chaidar menyebut, Lian di duga diculik oleh KW9 NII. Dimana sebelum seseorang dicuci otaknya, KW9 NII akan mempelajari terlebih dahulu targetnya dengan baik. Misalnya saja, apa hobinya, buku apa yang biasanya dibaca, bagaimana kesehariannya, latar belakang keluarga dan sebagainya.

“Biasanya orang yang menjadi target adalah yang memiliki latar belakang eksakta, karena orangnya mudah dimasuki (penanaman ideologi). Misalnya dari fakultas teknik, MIPA, kesehatan, kedokteran,” ujar Al Chaidar kepada wartawan, kemarin.

Dia berpendapat, umumnya interpretasi kitab suci tidak bisa dibantah oleh orang eksakta. Karena itulah, mereka lebih mudah dicuci otaknya. Chaidar membeberkan modus ‘penculikan’ untuk pencucian otak orang-orang seperti Lian. Biasanya bagian dari kelompok KW9 NII mengunjungi target melalui salah satu teman baiknya. Umumnya, target tidak pernah berasal dari kalangan aparat keamanan seperti tentara dan polisi. “Jadi targetnya adalah kalangan masyarakat sipil ang dianggap kedisiplinan terhadap pertahanan dan keamanan nasional itu kurang. Kebanyakan targetnya adalah perempuan yang secara psikologis lebih lemah atau tidak stabil dibanding laki-laki,” tutur Chaidar.KW9 NII juga lebih suka mengambil target orang-orang berusia muda. Misalnya saja, mahasiswa, kalangan ABG, orang yang baru tamat kuliah. Namun tidak menutup kemungkinan untuk mengambil orang yang telah berkeluarga dan memiliki anak seperti Lian.

Namun menurut endapat Mustofa B. Nahrawardaya, Koordinator Indonesian Crime Analyst Forum (ICAF), menyatakan bahwa penculik bukanlah dari NII namun meyakini bahwa yang menculik merupakan pihak yang ingin merusak citra Islam, karena korban brainwash sengaja dibekali buku-buku agama Islam, kemudian dikenakan baju muslimah bercadar, lalu dilepas di Masjid At Ta'awun. "Ini adalah siasat awal untuk blow up opini tertentu untuk menyudutkan Islam atau organisasi tertentu yang dianggap radikal atau militan. Tujuan mereka tidak lain agar siapapun penemu Lian, akan mengira dia korban cuci otak para pegiat islam radikal," kata pengurus Majelis Pustaka dan Informasi PP Muhammadiyah ini. Karena itulah Mustofa mengimbau masyarakat berhati-hati dengan siasat-siasat seperti itu, karena biasanya, peristiwa-peristiwa semacam ini hanya akan digunakan untuk menutupi sesuatu.




***
Maha Suci Allah, Yang Menciptakan Langit dan Bumi.

***
"Tidak ada agama yang paling baik, yang ada hanya agama yang mengajarkan kepada kebaikan"


1 komentar:

Whitesinbad mengatakan...

ada yang tahu kondisi saat ini? koq beritanya tiba tiba hilang dari trend dan kalangan press???

Posting Komentar