Rabu, 06 April 2011

Pandangan tentang jilbab dan hijab


hanya mengeshare informasi, hal ini dikutip dari buku mengenai "menembus batas tradisi menuju masa depan yang membebaskan". silahkan di baca
ketika menguraikan soal jilbab dan hijab, penulis memakai pandangannya dengan kritik terhadap Barat. Beliau mengutip pandangan Amstring bahwa sangat lazim dikalangan lelaki dan perempuan modern, terutama di Barat menganggap jilbab dan hijab sebagai praktek yang merendahkan martabat perempuan. Pandangan keliry Barat tersebut harus diluruskan. Memakai jilbab merupakan perintah Al-qur'an. Tetapi sebagaimana diindikasikan oleh Karen Armstrong, pemakaian jilbab ini ditetapkab bagi para istri nabi karena adanya keperluan yang mendesak guna melindungi mereka dari penghinaan dan sindiran yang dilontarkan kaum munafik di Madinah terhadap Nabi melalui para istrinya. Lebih lanjut, jilbab ditetapkan untuk mereka sebagai lambang martabat mereka dan posisi tinggi mereka sebagai para ibu kaum beriman. Penluis menegaskan bahwa awalnya jilbab dimaksudkan sebagai lambang penghormatan terhadap para istri Nabi dan menjadi indikasi bagi ketinggian status sosial mereka. Kaum muslimah memang diharuskan, seperti halnya laki-laki untuk berpakaian sopan dan sederhana, tetapi mereka tidak diharuskan menutupi diri mereka dari pandangan orang lain, tidak pula diharuskan mengasingkan diri mereka dari kaum lelaki di bagian rumah yang terpisah. Dengan mempelajari asbabun nuzul ayat-ayat tentang perintah jilbab, penullis kepada kesimpulan bahwa jilbab lebih bernuansa ketentuan budaya ketimbang ajaran agama. Jika jilbab ditetapkan untuk perlindungan atau lebih jauh lagi untuk meningkatkan prestise kaum perempuan yang berpengaruh atau kaum perempuan dari kalangan atas atau kelompok elit, maka dengan demikian dapatlah dianggap bahwa jilbab merupakan sesuatu yang lebih bersifat budaya daripada bersifat religi. Jika ayat-ayat mengandung pesan moral untuk meninggikan martabat kaum perempuan, maka kaum perempuan modern ditantang oleh Islam untuk menunjukkan martabat tersebut yang perlindungannya ditetapkan oleh agama, tetapi dengan suatu cara yang selaras dengan lingkungan mereka yang modern. Artinya ajaran islam menghendaki perempuan tetap terjaga moralitasnya, meskipun tidak menggunakan simbol-simbol seperti jilbab dan sebagainya. Dewasa ini, banyak cara yang dapat dilakukan untuk membuat perempuan terhormat dan disegani, misalnya dengan meningkatkan kualitas pendidikan bagi kaum perempuan, memberdayakan mereka dengan mengajarkan berbagai skill dan ketrampilan, memenuhi hak-hak asasi mereka, khususnya hak-hak reproduksi mereka. Dalam realitas sosiologis di masyarakat, jilbab tidak menyimbolkan apa-apa, tidak menjadi lambang kesalehan dan ketakwaan, tidak ada jaminan bahwa pemakai jilbab adalah perempuan shalehah, sebaliknya perempuan yang tidak memakai jilbab bukan perempuan shalehah. Hukum Islam tidak menunjukkan batas aurat yang wajib ditutup, tetapi menyerahkan hal itu kepada masing-masing orang sesuai situasi, kondisi dan kebutuhan. Kalau begitu jelas bahwa menggunakan jilbab tidak menjadi keharusan bagi perempuan Islam, tetapi bisa dianggap sebagai cerminan sikap kehati-hatian dalam melaksanakan tuntunan Islam. Sebagai manusia, perempuan mempunyai kebebasan memilih, memakai jilbab atau tidak, namun apapun pilihannya patut dihargai. Pilihan jilbab patut diapresiasi, sebab jilbab bukanlah simbol pengekangan diri perempuan seperti yang dituduhkan selama ini, namun bisa menjadi sebaliknya yakni kebebasan dan kekuasaan.

SILAHKAN DIPELAJARI LEBIH LANJUT

2 komentar:

arifinhy mengatakan...

ahh..., saya tidak setuju mbk,.karena jilbab adalah kewajiban bagi setiap muslimah, gada ulama islam yang berbeda pendapat dari dulu mpe skrng.

setiap yang Allah perintahkan pasti mengandung manfaat, sebaliknya setiap yang Allah larang pasti mengandung keburukan/kerusakan/kehinaan. Yakinilah hal ini, karena inti iman adalah keyakinan kepada Allah, juga kepada perintah2Nya.

newdinala.blogspot.com mengatakan...

Silahkan beli bukunya dulu aja mba, baca, dan itu hanya mengeshare informasi, ya kalo tidak setuju itu adalah pilihan. Jilbab setahu saya juga bagian dari kebiasaan,dimana dalam ajaran arab ada 3 hal yang patut dipelajari, agama, budaya dan kebiasaan. Mungkin anda lebih berwawasan luas ketimbang saya untuk itu, coba lebih membuka diri terhadap berbagai pendapat dan mencari referensilain sebagai bahan bacaan, toh ga ada salahnya membuka wawasan dengan banyak membaca, seperti surat pertama Alquran yang turun mengenai iqra.

Sebagai tambahan buku ini ditulis oleh caknur, dan bagi beberapa aliran islam, islam moderat terutama mengamini nya.

Selamat mencari bukunya,dan selamat membaca :)

Posting Komentar