"Dia berikan segalanya untukku, waktu dan tenaga ia abdikan hanya untuk memujaku, sayang cinta tak kunjung menghampiri, cinta tak pernah kembali setelah hati ini tersakiti"
***
Rangga, pria bertubuh tinggi yang sedang berlatih untuk masuk dalam akademi kemiliteran. Aku bertemu dengannya 5 tahun lalu, saat itu perlahan-lahan ia bantu mengobati hatiku yang terluka. Setiap hari, aku menemaninya berlatih mengelilingi lapangan di kota itu, ia berjuang dengan segenap tenaga untuk menjadi bagian sebagai pahlawan negara. Tak jarang, aku ikut menemaninya berlari, peluh keringat aku korbankan agar ia tak mengeluh untuk berjuang. Hingga akhirnya Rangga diterima dalam akademi kemiliteran. Rasanya sangat senang, melihat ia dilantik dan mengikuti upacara penerimaannya. Saat upacara itu, aku dikenalkan dengan kedua orang tuanya, ada rasa haru dan bangga yang menyelimuti hati.
Tidak lama setelah diterima sebagai pahlawan negara, ia dipindahkan ke sebuah pulau kecil di negeri ini. Sedih dan ketakutan terus menghampiri. Sampai akhirnya, ketakutan itu menjadi nyata, 6 bulan setelah kepergiannya, dia benar-benar pergi dari hidupku, membawa semua cinta yang telah kuserahkan padanya,sampai tak ada yang tersisa. Ia hanya meninggalkan luka hati yang mendalam, hingga sulit untuk terobati.
***
Setelah kepergiannya, hampir setiap hari aku menangis, mataku bengkak, dan rasanya aku ingin menabrakkan diri ke mobil-mobil yang lalu lalang, atau aku terjun dari lantai kosanku. Tapi tidak ada keberanian untuk melakukannya, untuk benar-benar bunuh diri, dan melupakan selamanya kenangan tentang cinta.
***
3 bulan setelah ia pergi,cinta sempat kembali. Tapi hati ini terlalu naif untuk mengakui, jika akupun masih mengharapkannya. Sampai suatu ketika, aku mendapat kabar jika ia sudah mendapatkan pelabuhan hati yang lain. Begitu mudah ia merampas cintaku, dan membuangnya entah kemana. Kini, ia merampas cinta yang lain, Aku menangis, mengharapkannya kembali, tapi sepertinya cinta tidak akan datang lagi. Ia melupakan hati yang sedang menunggu janji. Seandainya saja cinta tahu bahwa hatiku telah terpatri pada janji yang pernah cinta ucapkan. "Dengan siapapun kamu pacaran disana, dan dengan siapapu aku pacaran disini, aku akan kembali padamu"
***
2 tahun kepergian rangga, aku bertemu dengan dia. Pria tampan dan baik hati. Ia korbankan seluruh waktu dan tenaganya demi aku. Tidak jarang ia lawan hujan badai yang menerjang, ia selalu berada disampingku saat aku membutuhkan bantuan. Tak pernah bosan ia mendengarkan kisah ku tentang cinta, tentang sebuah hati yang masih menaruh harapan pada sebuah janji. Namun Ia tetap memperjuangkan cintanya dan menaruh bibit cinta dihati ku, namun sayang, benihnya masih belum bisa berkembang. Entah sampai kapan hati ini, dapat menerima bibit cintanya.
Sabtu, 09 April 2011
Home » cerpen » Tentang Aku, Cinta dan Dia
0 komentar:
Posting Komentar